![]() |
so the exploration started |
![]() |
this what people call cukang taneuh |
After we arrive, there's no time for turning back.
And this a story of Green Canyon
So, the adventure began............
![]() |
stage 1, safe with a safety line. |
Stage 1 arus masih mengalir pelan.
Ditujukan buat para pemula yang ingin mencicipi berenang di areal green canyon.
Areal sudah dilengkapi dengan tali pengaman. Juga tidak terdapat jeram yang
berarti.
Menuju stage 2 kita mulai merapat ke arah dinding sungai di sebelah
kiri yang arusnya tidak sederas ditengah
sungai.
Stage 2 berakhir di gongnya areal green
canyon. Ada sebuah batu besar tingginya kurang lebih 8 meteran (iya gitu???? Iya kali), dimana kita
harus memanjat batu itu dulu, lalu buat yang punya adrenalin berlebih yang
jarang banget dipompa, bisa mencoba untuk terjun ke bawah, sementara buat yang
nyalinya seketika menciut setelah tiba diatas, siap siap aja buat disorakin...
hehe. Walhasil, cuman si ayah yang berani buat lompat. Kakak nggak, mas nggak,
gue....... heeeeeeehh........., loe nanya guwehhh........., jangan tanya deh.
Daripada disorakin karena nggak berani loncat di atas meninggan gak usah manjat
sekalian biar gak disorakin. Hehe. Harga diri guweh masih cukup tinggi buat
disorakin sama orang orang...wkwkwkwkwk
![]() |
end of 1st stage, at the rock on the right side, our guide stand by. |
A little note, ternyata berenang di sungai itu, berbeda banget dengan berenang di kolam renang pada umumnya. Banyak faktor yang harus di pertimbangkan, dasar sungai yang berbatu, (kadang tajam juga), faktor derasnya arus, tingkat kejernihan air, etc, so itu benar2 satu experience buat kita.
Ok. Sebelum memanjat pertama tama
kita harus berenang dulu menyebrang karena kita berada di sebelah kiri sungai
sementara batu besar tersebut, adanya di sebelah kanan sungai sementara di
antaranya terdapat jeram yang cukup deras, butuh kekuatan ekstra untuk
menyebrang nya. OK, ayah udah mulai naik, disusul juga dibelakangnya beberapa
orang yang mengikuti body rafting, mengikuti jejak si ayah untuk naik ke atas
batu itu. Sementara para peserta body rafting satu persatu mulai terjun, si ayah
mengambil giliran terakhir untuk melompat, gunamenikmati air hujan abadi yang
kebetulan memang jatuh diatas batu tsb sekaligus untuk mendapatkan angle gambar yang bagus. Ok semua sudah melompat, kamera dibawah siap,
ayah siap, dan ciuuuunnnggggg........ JEBBBUUUURRRRRRRRRR........
yiiiiiiiiihhhhaaaaaaaaa.......... it’s a nice picture too. (unfortunatelly,
later, we find out that our camera is broken. Hiks – hiks hiks....).
![]() |
struggle at 2nd stage, end of safety line. and our guide already climbing the wall |
![]() |
menata hati, mengumpulkan nyali, loncat gak yaaaa????? |
![]() |
anggerrrrr ieu magh |
![]() |
menanti di dermaga |
So we try a little bit experience
about how it feel to body rafting on our way home. Ternyata it feel so good.
Yups, kita tidak perlu susah – susah melawan arus seperti yang kami lakukan
tadi, stage 3 terlewati, stage 2 jeram arus kuat dan batunya pun terlampaui,
akhirnya stage 1, cuman dalam waktu sekian menit. Akhirnya kita pulang dengan
sebuah pengalaman baru, dan disini kita menyadari kenapa orang yang pulang
cenderung lebih berseri2 bahkan dengan cueknya ber dadah dadah dengan orang
asing dari arah sebaliknya yang baru datang, shg para penumpang yang berada di
kapal yang baru datang jadi celingukan keheranan. Yaaaa. Mereka pulang dengan satu keseruan
baru, yang bakalan tidak habis habisnya untuk diceritakan. Mereka pulang dengan
adrenalin baru yang telah tersalurkan sebelumnya. Mereka pulang dengan wajah
wajah penuh kepuasan, yang siap untuk mereka tularkan pada semua orang yang
mereka temui.
YYYEEEEEEAAAAHHHHHHH IIITTTTSSSSS
GGRRRREEAAAAATTTTTTttt...............
but still, even our 1st day of adventure not already over, still have some spot to visit. so keep read guys..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar