me

me

Senin, 04 November 2013

Again......unpredictable vacation. It's Pangandaran.(part4)

so the exploration started







this what people call cukang taneuh


After we arrive, there's no time for turning back.

 And this a story of Green Canyon

So, the adventure began............

stage 1, safe with a safety line.
 Stage 1 arus masih mengalir pelan. Ditujukan buat para pemula yang ingin mencicipi berenang di areal green canyon. Areal sudah dilengkapi dengan tali pengaman. Juga tidak terdapat jeram yang berarti. 

Menuju stage 2 kita mulai merapat ke arah dinding sungai di sebelah kiri  yang arusnya tidak sederas ditengah sungai.


 Stage 2 berakhir di gongnya areal green canyon. Ada sebuah batu besar tingginya kurang lebih 8  meteran (iya gitu???? Iya kali), dimana kita harus memanjat batu itu dulu, lalu buat yang punya adrenalin berlebih yang jarang banget dipompa, bisa mencoba untuk terjun ke bawah, sementara buat yang nyalinya seketika menciut setelah tiba diatas, siap siap aja buat disorakin... hehe. Walhasil, cuman si ayah yang berani buat lompat. Kakak nggak, mas nggak, gue....... heeeeeeehh........., loe nanya guwehhh........., jangan tanya deh. Daripada disorakin karena nggak berani loncat di atas meninggan gak usah manjat sekalian biar gak disorakin. Hehe. Harga diri guweh masih cukup tinggi buat disorakin sama orang orang...wkwkwkwkwk
end of 1st stage, at the rock on the right side, our guide stand by.

A little note, ternyata berenang di sungai itu, berbeda banget dengan berenang di kolam renang pada umumnya. Banyak faktor yang harus di pertimbangkan, dasar sungai yang berbatu, (kadang tajam juga), faktor derasnya arus, tingkat kejernihan air, etc, so itu benar2 satu experience buat kita.

struggle at 2nd stage, end of safety line. and our guide already climbing the wall
Ok. Sebelum memanjat pertama tama kita harus berenang dulu menyebrang karena kita berada di sebelah kiri sungai sementara batu besar tersebut, adanya di sebelah kanan sungai sementara di antaranya terdapat jeram yang cukup deras, butuh kekuatan ekstra untuk menyebrang nya. OK, ayah udah mulai naik, disusul juga dibelakangnya beberapa orang yang mengikuti body rafting, mengikuti jejak si ayah untuk naik ke atas batu itu. Sementara para peserta body rafting satu persatu mulai terjun, si ayah mengambil giliran terakhir untuk melompat, gunamenikmati air hujan abadi yang kebetulan memang jatuh diatas batu tsb sekaligus untuk  mendapatkan angle gambar yang bagus.  Ok semua sudah melompat, kamera dibawah siap, ayah siap, dan ciuuuunnnggggg........ JEBBBUUUURRRRRRRRRR........ yiiiiiiiiihhhhaaaaaaaaa.......... it’s a nice picture too. (unfortunatelly, later, we find out that our camera is broken. Hiks – hiks hiks....).


menata hati, mengumpulkan nyali, loncat gak yaaaa?????
So the adventure still goes......to the stage 3. Ternyata loncat ataupun tidak loncat, tetep kita harus melanjutkan dengan menyebrang dari kiri sungai ke kanan sungai. Dan inilah gunanya tali penyelamat. Sang pemandu menyebrang duluan, tali dilempar ke ayah yang ada di rombongan paling belakang, lalu tali di bentangkan dan satu persatu kita menyebrang. But still. Itu tetep butuh tenaga ekstra buat menyebrang karena yang kita sebrangi itu juga jeram yang cukup kuat arusnya. Lalu kita mulai menapaki dinding sungai. Posisi kita sebenarnya lebih mirip pemanjat tebing, namun kita menggunakan air sungai yang dibantu dengan life jacket hehingga kita tidak perlu melawan gaya grafitasi bumi, hanya melawan derasnya air sungai saja. HANYAAA?????.... ape loe kate..... eits sekate-kate. Ini juga udah abis tenaganya. .... huahhhhhh... please deh. I think it’s enouh. So setelah sampe di stage 3. Kita putusin untuk kembali, karena memang untuk melawan arus betul betul perlu stamina yang fit dan bugar, bukan yang asal wisatawan kayak kita. So dengan kesedihan luar biasa, akhirnya kita kembali ke dermaga, diiringi dengan tatapan iri pada para body rafter yang telah berhasil menjelajah penuh seluruh kawasan green canyon. Lihat saja. Next time we’re here kita bakalan jajal juga body rafting ini.

anggerrrrr ieu magh
menanti di dermaga

So we try a little bit experience about how it feel to body rafting on our way home. Ternyata it feel so good. Yups, kita tidak perlu susah – susah melawan arus seperti yang kami lakukan tadi, stage 3 terlewati, stage 2 jeram arus kuat dan batunya pun terlampaui, akhirnya stage 1, cuman dalam waktu sekian menit. Akhirnya kita pulang dengan sebuah pengalaman baru, dan disini kita menyadari kenapa orang yang pulang cenderung lebih berseri2 bahkan dengan cueknya ber dadah dadah dengan orang asing dari arah sebaliknya yang baru datang, shg para penumpang yang berada di kapal yang baru datang jadi celingukan keheranan.  Yaaaa. Mereka pulang dengan satu keseruan baru, yang bakalan tidak habis habisnya untuk diceritakan. Mereka pulang dengan adrenalin baru yang telah tersalurkan sebelumnya. Mereka pulang dengan wajah wajah penuh kepuasan, yang siap untuk mereka tularkan pada semua orang yang mereka temui.
YYYEEEEEEAAAAHHHHHHH  IIITTTTSSSSS GGRRRREEAAAAATTTTTTttt...............

but still, even our 1st day of adventure not already over, still have some spot to visit. so keep read guys..........












Tidak ada komentar:

Posting Komentar